Thursday 30 April 2009

Perubahan Iklim Mengancam Asia Tenggara


Perubahan Iklim Mengancam Asia Tenggara
Sebuah laporan baru menyatakan bahwa perubahan iklim akan membawa dampak terbesarnya bagi kawasan Asia Tenggara, dengan ekonomi yang bergantung pada pertanian akan menurun secara drastis seiring berjalannya waktu.

Laporan yang disampaikan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB/ Asian Development Bank) yang dirilis baru-baru ini menyatakan bahwa Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam merupakan empat negara yang paling terpengaruh terhadap efek perubahan iklim di kawasan ini.

Kawasan Asia Tenggara dengan hampir 600 juta penduduknya dilaporkan mempunyai andil sebesar 12 persen terhadap emisi gas rumah kaca pada tahun 2000.

Para peneliti menyatakan bahwa besarnya populasi penduduk pesisir di Indonesia dan Filipina dapat menghadapi kenaikan permukaan air laut antara 40 dan 70 cm. Sementara itu produksi beras di Thailand dan Vietnam dapat turun separonya karena kekurangan pengairan.

Beberapa ahli juga menyatakan bahwa ekosistem juga berada dalam bahaya. Mereka memperingatkan bahwa lebih dari 2000 spesies tumbuh-tumbuhan bisa musnah ketika jumlah karbon di udara meningkat dua kali liat.

Secara keseluruhan, biaya tahunan dari dampak perubahan iklim terhadap negara-negara tersebut totalnya dapat mencapai 6,5 persen dari gabungan GDP (Gross Domestic Product) mereka, demikian menurut The Economics Of Climate Change in Southeast Asia; A Regional Review.

Tae Yong Jung, ekonom senior ADB, mengatakan pada Al Jazeera bahwa laporan tersebut merupakan “skenario emisi medium-tinggi” berdasarkan pada gambaran perubahan iklim dari Inggris dan PBB.

“Kita hanya memperkirakan dampak iklim terhadap ekonomi kawasan, dan secara spesifik pada empat negara utama di kawasan ini” ujarnya.

“Pesan yang sangat jelas dan ingin kami sampaikan adalah kita harus mengambil tindakan sekarang, dengan kata lain sampai penghujung abad ini ataupun pada akhir tahun 2200 biaya yang dikeluarkan akan amat besar”.

Perubahan iklim telah mempunyai dampak di kawasan Asia Tenggara, dengan temperatur yang tinggi, turunnya curah hujan, kenaikan permukaan air laut, frekuensi dan intensitas cuaca yang ekstrem menjadikan meluasnya banjir, tanah longsor, dan kekeringan.

Perubahan iklim juga menimbulkan masalah tekanan air, mempengaruhi ladang pertanian, memantik kebakaran hutan, merusakkan sumber daya maritim, dan menaikkan letupan penyakit infeksi.

No comments:

Post a Comment