Friday 1 May 2009

Israel Membela Aksi Militernya di Gaza


Israel Membela Aksi Militernya di Gaza

Investigasi internal Israel menyimpulkan bahwa aksi militer negaranya selama perang di Gaza sesuai dengan hukum internasional. Ketika melaporkan temuannya, pihak militer menolak tuduhan telah melakukan kejahatan perang dari kelompok HAM dan beberapa pejabat PBB.

Kelompok-kelompok tersebut telah mengkritisi aksi militer Israel selama penyerangan di Gaza yang berlangsung tiga minggu lamanya.

Pasukan Israel “memelihara sikap profesional dan moral yang tinggi ketika menghadapi musuh yang menginginkan teror terhadap rakyat sipil Israel”, ungkap Israeli Defence Forces (IDF), sebutan dari militer Israel.

Mereka menyatakan telah melakukan lima investigasi secara terpisah terhadap beberapa aksi militer mereka selama perang, termasuk serangan pada dan di dekat fasilitas internasional dan fasilitas PBB serta penggunaan fosfor putih di wilayah-wilayah padat penduduk. Fosfor putih adalah sebuah bahan kimia yang dapat menyebabkan sesuatu menjadi terbakar.

“Musuh telah memasang jebakan di rumah mereka dengan memasang bom, yang diledakkan dari dari sekolah yang berisikan anak-anak mereka serta menggunakan rakyat mereka sendiri sebagai tameng manusia serta secara sinis mencederai komitmen etis dan hukum IDF untuk menghindari korban sipil yang tak ikut terlibat”, demikian ujar militer Israel.

Pihak militer menyatakan investigasi yang mereka lakukan “menghasilkan laporan sejumlah kecil insiden dimana terjadi kesalahan intelijen dan operasional selama pertempuran tersebut”.

Mayor Jenderal Dan Harel, wakil kepala pasukan, menyatakan bahwa salah satu insiden ini adalah sebuah serangan di pemukiman di selatan kota Gaza, kawasan Zeitun, dimana 21 orang terbunuh.

“Insiden yang amat disayangkan ini tidak bisa dielakkan dan terjadi dalam semua situasi pertempuran”, demikian ujar pihak militer. Meski demikian, kelompok HAM menyerukan kembali sebuah penyelidikan independen.

Wartawan Al Jazeera Jacky Rowland yang melaporkan dari Jerusalem, menyatakan bahwa baik Israel dan kelompok HAM sama-sama mengkritisi investigasi internal militer Israel.

“Mereka menyatakan dua minggu yang lalu bahwa sangatlah tidak pantas pihak militer melakukan investigasi terhadap diri mereka sendiri,” ungkapnya.

“Pertanyaan lain adalah bagaimana temuan ini bisa diterima oleh masyarakat Israel………dan mereka secara keseluruhan telah dininabobokkan oleh laporan ini yang menggambarkan bahwa militer Israel adalah yang paling bermoral di seluruh dunia”.

Sekitar 1300 rakyat Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, terbunuh dalam penyerbuan 22 hari di jalur Gaza.

Sementara di pihak Israel, hanya 13 orang yang tewas, 10 diantaranya adalah militer.

Temuan investigasi ini dipublikasikan sesaat menjelang pertemuan antara Ehud Barak, menteri pertahanan Israel, dan kepala intelijen Mesir, Omar Suleiman di Tel Aviv.

Suleiman juga bertemu dengan Avigdor Lieberman, menteri luar negeri Israel, yang sebelumnya mengecam Presiden Mesir Hosni Mubarak karena tidak mengunjungi Israel.

Setelah itu Kantor kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa Lieberman “menyatakan penghormatan dan apresiasinya atas kepemimpinan Mesir serta penghormatan pribadinya untuk…….Mubarak dan….Suleiman”.

Dalam sambutannya terhadap kedatangan Suleiman di kantor Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel dan Mesir mempunyai kepentingan bersama, “dan yang terpenting ialah perdamaian”.

Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa Suleiman mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Mesir.


No comments:

Post a Comment