Saturday 25 April 2009

Analis: Akan Sulit Untuk Memulai Kembali Proses Perdamaian Israel-Palestina


Analis: Akan Sulit Untuk Memulai Kembali Proses Perdamaian Isra
Para pembantu presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kalau Mr. Abbas akan memanfaatkan kunjungannya ke White House bulan depan untuk meminta AS menaikkan tekanannya terhadap Israel supaya menerima solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina ini. Mr. Abbas melakukan kunjungan ke Washington atas undangan presiden Barack Obama, yang minggu ini menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk mengambil langkah nyata untuk memulai kembali proses perdamaian. Para analis menyatakan bahwa untuk menemukan dasar bagi dimulainya lagi negosiasi tidak akan mudah.

Sekarang ini antara Israel dan Palestina sudah lebih jauh terpisah. Pemerintahan perdana menteri Benjamin Netanyahu telah menolak untuk menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara.

Di pihak lain, Palestina juga menolak untuk bernegosiasi lagi semenjak Israel meluncurkan serangan selama 22 hari terhadap militan di Jalur Gaza Desember lalu. Mereka menyatakan bahwa dalam upaya untuk meminta mereka kembali ke meja perundingan, pertama kali Israel harus menerima paham negara Palestina, dan menghentikan perluasan pemukiman yahudi di tanah milik Palestina yang mereka klaim sebagai milik mereka.

Negosiator Palestina, Saeb Erekat, menyatakan rakyat Palestina menginginkan tindakan nyata. Lebih lanjut Erekat menyatakan tidak ada inisiatif baru yang diperlukan. Ia menyatakan bahwa inisiatif damai telah dirundingkan dan bahwa mereka semua meminta untuk pengakhiran terhadap okupansi Israel.

AS telah mengundang Mahmoud Abbas untuk melakukan pertemuan bulan depan. Salah seorang pejabat Palestina menyatakan Mr. Abbas menginginkan AS membujuk Israel supaya menerima solusi dua negara.

Israel berkeras supaya Palestina mengakui negara Yahudi. Palestina menolak hal tersebut, seraya takut kalau hal tersebut akan menghilangkan hak ratusan ribu pengungsi Palestina-dan anak cucu mereka- ke tanah yang mereka tempati ketika Israel didirikan pada tahun 1948.

Sejarawan Israel, Benny Morris telah menulis secara luas terhadap masalah pengungsi Palestina. Ia menyatakan bahwa banyak orang Israel-termasuk para pemimpin Israel yang baru-meyakini bahwa menerima solusi dua negara sesuai yang Palestina ajukan akan berarti bahwa wilayah Israel akan dibanjiri oleh orang-orang Arab.

Adnan Abdel Razek, seorang penulis dan analis di Jerusalem Timur, menyatakan bahwa sebenarnya negosiator Palestina telah mengakui Israel sebagai negara Yahudi.

“Ini adalah sebuah upaya untuk mengalihkan isu”, ungkap Adnan Abdel Razek. “Ini adalah sebuah upaya untuk mengembalikan bola ke Palestina”. “Jika anda menengok pada perjanjian Oslo, bacalah kembali. Perjanjian Oslo menyatakan bahwa PLO sebagai perwakilan rakyat Palestina, dan pemerintah Israel saling mengakui. Apa yang mereka inginkan lagi?”

Pemerintah Palestina menyatakan pertemuan Mr. Abbas dengan presiden Obama di Washington rencananya akan berlangsung pada 28 Mei.

Pemerintah AS juga mengundang Mr. Netanyahu untuk datang ke AS beberapa minggu lagi.

No comments:

Post a Comment