Wednesday 15 April 2009

Pengaruh Penurunan Harga BBM


Pengaruh Penurunan Harga BBM
Harga BBM sudah tiga kali turun sampai bulan Januari 2009, yang tentunya digagas oleh Presiden SBY. Meski begitu, dulu SBY juga yang menaikkan BBM tiga kali pula. Tapi bagaimanapun, hal itu tak terhindarkan karena pada waktu itu harga minyak dunia memang mengalami peningkatan yang gila-gilaan. Dari yang semula berkisar pada waktu awal-awal pak SBY memimpin, harga minyak dunia berada di kisaran 30-40an dollar, kemudian di tahun ketiga/keempat beliau memimpin, harga minyak udah nyampe di kisaran 130-an dollar.

Suatu lonjakan drastis yang luar biasa. Hal itu tentu saja menguntungkan Negara-negara penghasil dan pengekspor minyak. Kebanyakan dari mereka merupakan Negara-negara Arab. Mereka menikmati lonjakan harga minyak dunia yang gila-gilaan. Sementara Indonesia, kini sudah nggak bisa lagi memenuhi kebutuhan minyak domestik, sehingga mau tak mau harus mengimpor minyak dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Kita begitu menderitanya sampai-sampai wapres JK pun seolah-olah merengek supaya Negara-negara Arab yang sedang pesta pora harga minyak untuk membagi keuntungannya kepada saudara-saudaranya yang di sisi lain menderita karena kenaikan harga minyak ini, seperti Indonesia. Solidaritas sebagai sesama Negara muslim. Begitulah kira-kira.

Dampak dari semua itu tentu saja terasa pada tingkat inflasi, dimana hampir semua barang menjadi naik harganya. Hal ini karena ongkos produksi dan distribusi yang juga semakin mahal. Dan tentu saja ongkos angkutan juga ikutan naik, karena sekian persen, mungkin sekitar 50-an persen biaya angkutan tersedot untuk faktor BBM. Tentu saja semua hal ini terasa sangat memberatkan karena rakyat Indonesia semakin tercekik saja dalam menyambung hidup.

Tak terasa,dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, terjadi resesi global yang dipicu oleh Amerika. Dengan Negara yang pertama kali terpukul adalah AS. Disusul kemudian dengan Negara-negara eropa dan raksasa ekonomi dunia lainnya seperti China. Jepang, dan lainnya. Lalu dampaknya adalah penurunan permintaan terhadap minyak dunia yang kemudian berimbas pada penurunan harga minyak besar-besaran.

Tentu saja hal ini kemudian berimbas pada negara kita. Sebagai negara pengimpor minyak, kita dapat lebih menghemat pengeluaran dengan penurunan harga minyak ini. Kemudian dengan desakan dari DPR dan ahli ekonomi Indonesia, akhirnya presiden SBY menurunkan harga minyak. Hal ini kemudian dianggap/diklaim oleh Partai democrat sebagai keberhasilan pemerintahan SBY dan Partai Demokrat. Hal ini tentu saja membuat jengah pihak lain yang merasa bahwa penurunan harga minyak ini bukanlah semata-mata prestasi SBY dan Partai Demokrat semata, tapi juga merupakan keberhasilan dari partai-partai lain pula.

Bila kemudian penurunan harga BBM ini kemudian berdampak pada perbaikan pemerintahan SBY dan Partai Demokrat, lalu apa dampak yang langsung dirasakan oleh rakyat?

Ternyata sampai sejauh ini tidak berpengaruh banyak. Harga-harga yang tadinya pada waktu BBM naik, ikut-ikutan naik, kemudian saat BBM turun, ternyata harga-harga tidak mau turun.

Pemerintah rupanya tidak berkuasa dalam menghadapi mafia perniagaan dalam menentukan harga. Atau kalaupun harganya turun, maka penurunannya pun tidak drastis dan hampir-hampir tidak terasa.

Belum lagi penurunan tarif angkot, yang ikut-ikutan untuk tetap bertahan pada harga lama. Para pengusaha angkot pun merasa bahwa mereka tak perlu menurunkan harga angkot karena ada kebutuhan lain seperti suku cadang mobil, yang suku cadangnya naik, karena mengikuti kurs dollar. Memang, sebelum krisis, dollar berada pada kisaran 9000an rupiah. Maka begitu krisis ekonomi melanda Amerika dan negara-negara ekonomi mapan lainnya, dana dari mereka yang ditanam di Indonesia pun segera ditarik kembali untuk menalangi krisis yang mereka alami. Dampaknya adalah melemahnya rupiah.

Untuk kalangan industri pun, juga tak terlalu merasakan dampak penurunan harga BBM ini. Ancaman hilangnya pasar ekspor, terutama ke negara-negara maju yang mengalami resesi akan mengakibatkan pada pengurangan jam kerja karyawan yang kemudian akan disusul dengan PHK.

Kalau begitu, sebenarnya penurunan BBM ini tidak membawa perubahan drastis bagi rakyat, kecuali hanya sebagai komoditas politik saat pemilu saja.

IRONIS.


No comments:

Post a Comment