Tuesday 12 May 2009

Konfirmasi Mengenai Kejahatan Perang Oleh PBB Telah Membuat Marah Israel


Konfirmasi Mengenai Kejahatan Perang Oleh PBB Telah Membuat Mar

Laporan terbaru PBB yang mengkonfirmasikan “kelalaian dan ketakutan” Israel dalam perang Desember lalu di jalur Gaza telah meningkatkan kemarahan di Tel Aviv.

Empat anggota panitia penyelidikan yang ditunjuk oleh Sekjen PBB Ban Ki-Moon telah melaporkan bahwa tentara Israel telah gagal melindungi personel PBB dan rakyat sipil yang mencari tempat perlidungan di gedung PBB di Gaza.

Laporan setebal 184 halaman itu, yang tidak semuanya dipublikasikan atas permintaan Ban Ki-Moon, menyatakan bahwa Tel Aviv bertanggungjawab atas “ kematian dan timbulnya korban luka-luka yang terjadi di dalam kompleks PBB serta kerusakan fisik yang ditimbulkan di dalam kompleks PBB”.

Dalam sebuah pernyataan, menteri luar negeri Israel dengan nada tidak senang menyebut bahwa laporan tersebut “tidak berimbang, bias, dan melupakan fakta”.

Israel menolak kritikan pada ikhtisar laporan komite tersebut dan menyatakan bahwa baik dalam semangat dan bahasa laporan, laporan tersebut cenderung tendensius, terlihat bias dan mengingkari fakta-fakta yang didapatkan oleh komite tersebut”, ungkap sebuah pernyataan.

Menteri pertahanan Israel Ehud Barak juga menolak laporan tersebut, dan sekali lagi mempersalahkan Hamas atas timbulnya korban pada operasi yang berlangsung selama bulan Januari-Desember di jalur Gaza tersebut.

Operasi militer tersebut membunuh hampir 1400 orang Palestina dalam tiga minggu.

“Kita menolak kesimpulan pada laporan tersebut”, Ujar Ehud Barak.

“Saya pikir apa yang hilang dari gambar adalah sumber dari semua ini, yang menyebutkan 4000 roket dan bom yang menghantam di atas populasi rakyat sipil kami selama delapan tahun sebelum Israel ke sana (Gaza-pen)”tambahnya.

Dia tidak menerangkan mengenai 60 tahun penindasan oleh Israel atas rakyat Palestina-yang merupakan penduduk asli dari tanah yang diduduki.

Menurut B’Tselem, Pusat HAM Israel di wilayah pendudukan, sejak tahun 2000 sampai tahun 2008, konflik Palestina-Israel telah menimbulkan 4908 korban jiwa di pihak Palestina dan 1062 rakyat Israel.

Statistik resmi Israel mengkonfirmasikan bahwa, lebih dari 3000 roket Qassam ditembakkan ke Israel di suatu periode yang hanya menewaskan 15 rakyat Israel.


Monday 11 May 2009

Benjamin Netanyahu: Israel Tidak Akan Mengembalikan Dataran Tinggi Golan!!!!!


Benjamin Netanyahu: Israel Tidak Akan Mengembalikan Dataran TinPerdana Mentri “Hawkish” Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Tel Aviv tidak akan pernah mengembalikan dataran tinggi Golan yang telah didudukinya ke Suriah.

Benjamin Netanyahu membuat pernyataan tersebut saat wawancara dengan wartawan Rusia jum’at lalu. Bibi (Benjamin Netanyahu-pen) menyatakan, “Mempertahankan Golan akan memastikan Israel mempunyai keuntungan strategis dalam hal konflik militer dengan Suriah”, demikian seperti diberitakan harian online Israel, Ha’aretz.

Israel merebut dataran tinggi Golan pada tahun 1967 dan menganeksasi teritori Suriah pada 1981, sebuah tindakan yang kemudian tidak pernah diakui oleh dunia internasional.

Suriah menginginkan pengembalian keseluruhan dataran tinggi Golan seluruhnya, dengan menyatakan bahwa dataran tinggi Golan akan selalu menjadi milik Suriah dan angkat kakinya Israel dari Golan adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian.

Menurut Ha’aretz, Netanyahu juga menyatakan bahwa sekarang ia siap untuk menemui presiden AS Barack Obama dan mengatakan padanya bahwa Israel tidak akan pernah menyerah pada “masalah yang akan berpengaruh terhadap keamanan Israel”.

Menjelang jadwal kunjungannya ke Washington, Netanyahu menyatakan bahwa ia juga akan membicarakan mengenai masalah nuklir Iran dan proses perdamaian Israel-Palestina selama kunjungannya menemui Obama.

Netanyahu menyatakan bahwa ia ingin menitikberatkan pada Obama keinginan untuk menyelesaikan masalah Iran dan program nuklirnya, yang mana telah menjadi rintangan utama terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah. Ia juga menggambarkan bahwa Iran merupakan sebuah penghalang bagi normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab.

Laporan baru-baru ini menyatakan bahwa Israel berupaya untuk memenangkan kembali dukungan AS atas sikapnya mengenai masalah Iran dan Palestina setelah presiden AS Barack Obama gagal merencanakan upaya sanksi terhadap Israel yang akan menjadikan pemerintahan sayap kanan Benjamin Netanyahu mengimplementasikan kebijakannya untuk menentang aktivitas nuklir Iran dengan mengambil langkah militer terhadap negeri para mullah itu.

Berbuat Mesum, Oknum Polisi Dihakimi Warga

Sunday 10 May 2009

Obama Akan Menemui Umat Islam Mesir



Presiden AS Barack Obama akan memberikan pidato mengenai hubungannya dengan dunia Islam yang telah lama dinanti-nantikan saat kunjungannya ke Mesir, sebagaimana yang diungkapkan oleh White House.

Dia akan terbang ke Mesir pada 4 Juni, sehari setelah kunjungannya ke kota Dresden, Jerman serta ke situs kamp konsentrasi Nazi di Buchenwald.

Selama kampanyenya dulu, Obama telah berjanji untuk berpidato mengenai jalinan hubungan dengan Muslim pada awal masa kepresidenannya.

Mesir merupakan perwakilan dari “Jantung dunia Arab”, demikian ungkap seorang juru bicara.

Bulan lalu di Turki, presiden Obama menyatakan bahwa AS tidak sedang berkonflik dengan Islam serta menyerukan kerjasama yang lebih luas dengan dunia muslim.

Semenjak awal, Barack Obama telah menjelaskan bahwa dia ingin membangun kembali hubungan dengan muslim dan dunia arab.

Juru bicara White House Robert Gibbs ditanyai mengenai kapasitas Mesir yang sebetulnya tidak pantas untuk dijadikan tempat pidato Obama, karena catatan buruknya mengenai HAM.

“Cakupan pidato, serta keinginan presiden untuk berbicara, adalah lebih besar dibandingkan daripada dimana tempat pidato tersebut dilaksanakan, atau siapakah pimpinan negara dimana pidato tersebut disampaikan”, jawabnya.

“Ini adalah kelanjutan upaya presiden (Obama-pen) untuk mengikat dunia muslim”, tambahnya.

Semua ini akan memberikan presiden kesempatan untuk mengulurkan tangan terhadap mereka dalam beragam cara seperti kami meskipun kami mempunyai agama yang berbeda”.

Juru bicara White House menyatakan bahwa saudara nenek Obama telah membantu membebaskan Buchenwald.

Setelah kunjungan ke Jerman, presiden dijadwalkan akan ke Normandy untuk memperingati 65 tahun pendaratan D-Day pada 6 Juni.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan sebelumnya bahwa ia dan Obama akan bersama-sama mengunjungi kuburan tentara Amerika di Colleville-Sur-Mer di pantai Omaha pada 6 Juni.

Omaha merupakan salah satu titik pendaratan utama tentara AS saat D-Day dan ribuan dari mereka terbunuh.

“Kita akan menghabiskan waktu bersama, kali ini di Normandy, di sebuah pantai, dan kita akan bersama-sama memberikan penghormatan di pemakaman dimana banyak sekali anak muda Amerika mengorbankan jiwa mereka untuk kebebasan bangsa kami” ungkap Sarkozy.

“Kita juga akan mengundang veteran Amerika, sehingga mereka akan melihat kalau rakyat Prancis tidak akan melupakan mereka”.

Charlie Payne, saudara nenek Obama, adalah salah satu tentara yang membebaskan Buchenwald, dimana sekitar 56.000 rekannya terbunuh antara tahun 1938-1945.

Saturday 9 May 2009

Polling: Yahudi Dikecam Atas Krisis Yang Terjadi Di AS


Polling: Yahudi Dikecam Atas Krisis Yang Terjadi Di AS

Hasil dari polling baru-baru ini menunjukkan setidaknya sepertiga rakyat Amerika menyalahkan komunitas yahudi atas resesi ekonomi yang terjadi sekarang ini.

Sebuah survey yang diselenggarakan oleh Boston Review mengindikasikan bahwa sekitar 38 persen non yahudi di AS menyalahkan yahudi dalam suatu hal yang menyebabkan terjadinya krisis finansial saat ini.

Studi ini dipimpin oleh Neil Malhotra, asisten profesor ekonomi politik pada school of business Stanford University.

2.768 rakyat Amerika berpartisipasi dalam survey ini.

Lebih lanjut survey ini menunjukkan sejumlah besar partisipan secara eksplisit menentang rencana pemotongan pajak pada raksasa-raksasa Wall Street setelah mereka(raksasa-raksasa Wall Street-pen) mengumumkan bahwa mereka terafiliasi dengan para pengelola dana yahudi seperti terdakwa penipuan investasi Bernard Madoff.

Para responden yahudi terkejut ketika dipertontonkan hasil yang hampir sama ketika ditanyakan mengenai masalah yang serupa, yang menunjukkan dukungan lebih oleh pemerintah federal kepada pemerintah pusat serta penghentian penarikan pajak bagi kelas menengah daripada kepada para pebisnis kelas kakap.

Penelitian tersebut juga mencatat bahwa 32 persen kaum Demokrat agak menyalahkan kaum yahudi meskipun pada kenyataannya kaum yahudi merupakan bagian utama koalisi pemilu Partai Demokrat.

Krisis keuangan di AS telah mengurangi hampir enam juta pekerja semenjak resesi berawal pada bulan Desember 2007 dimana para pembayar pajak, dan terutama para kelas pekerja, mengecam aksi bail out terhadap perusahaan-perusahaan besar.


Staff White House Mengundurkan Diri Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Atas Kekacauan Di New York.


Staff White House Mengundurkan Diri Sebagai Bentuk Pertanggungj
Seorang staff senior White House telah mengundurkan diri karena peranannya terhadap latihan pesawat kepresidenan yang terbang rendah dan kemudian memantik kepanikan para pekerja pada perkantoran-perkantoran di New York.

White House menyatakan bahwa presiden Barack Obama telah menerima pengunduran diri direktur militer Louis Caldera.

Terbang rendahnya pesawat kepresidenan tersebut telah mendorong evakuasi di sejumlah perkantoran di New York.

Hal tersebut kemudian membangkitkan kembali memori serangan September 2001 dimana para pembajak menabrakkan pesawatnya ke menara World Trade Center.

Latihan penerbangan jet kepresidenan dan pesawat tempur yang mengiringinya tidak melibatkan Barack Obama.

Angkatan Udara AS menyatakan bahwa latihan tersebut telah menelan biaya sebesar $328.835, sebagaimana dilaporkan kantor berita Associated Press.

Louis Caldera dalam surat pengunduran dirinya menyatakan bahwa kontroversi atas penerbangan tersebut telah membuatnya tidak mungkin untuk meneruskan pekerjaannya serta menjadikan “kebingungan” bagi presiden.

Para petinggi di Pentagon menyatakan bahwa aksi tersebut telah dikoordinasikan dengan otoritas kota dan negara bagian New York, meskipun tidak ada pemberitahuan umum yang dikeluarkan setelahnya.

Louis Caldera menyatakan, bahwa otoritas setempat telah memperingatkan, “jelas bahwa misi tersebut telah membuat kebingungan dan kekacauan”.

“Saya meminta maaf dan bertanggung jawab atas kekacauan yang disebabkan oleh latihan tersebut” ungkapnya.

Presiden Barack Obama telah memerintahkan evaluasi kemiliteran untuk memastikan insiden semacam itu tak terulang kembali, demikian ungkap pihak White House.

Boeing 747 mengambil bagian dalam latihan tersebut dimana satu diantaranya dikenal sebagai Air Force One yang menjadi pesawat resmi kepresidenan AS.

Friday 8 May 2009

Para Driver F1 Mendukung Ferrari Soal Kecaman Oleh Mosley


Para Driver F1 Berdiri Di Belakang Ferrari
Para driver F1 Membalas klaim Max Mosley yang menyatakan bahwa F1 tetap dapat berlangsung tanpa kehadiran Ferrari.

FIA, badan motorsport dunia yang menaungi F1, mengumumkan pembatasan anggaran untk tiap tim sebesar 40 juta pounds mulai musim 2010. Hal itu kemudian disebut oleh pihak Ferrari sebagai “ketidakadilan fundamental”.

Juara dunia tahun lalu, Lewis Hamilton menyatakan bahwa ia “tidak dapat membayangkan” F1 tanpa Ferrari, sementara itu Fernando Alonso menyatakan bahwa hal itu “tidak mungkin” terjadi.

Mosley menyatakan bahwa Ferrari musti tunduk pada aturan baru tersebut atau Ferrari dipersilahkan keluar dari F1.

Driver BMW-Sauber, Nick Heidfeld menyatakan “sedikit aneh mendengar hal tersebut darinya (Mosley-pen)”. “Saya pikir bahwa orang melihat dan mendengar para fans di seluruh dunia dan Ferrari jelas-jelas merupakan nama paling tersohor di F1 dengan begitu banyak suporter dan telah ada semenjak awal (penyelenggaraan F1-pen), jadi mereka adalah bagian dari F1 tentunya”.

Driver Italia untuk tim Force India, Giancarlo Fisichella menambahkan: “tanpa Ferrari, saya pikir tidak akan ada F1 lagi”.

Presiden Ferrari, Luca Di Montezemolo, yang juga mengepalai asosiasi tim-tim Formula 1 (FOTA) telah menulis kepada Mosley pekan lalu untuk menyatakan konsennya terhadap pembatasan anggaran bagi tim-tim F1 yang dapat menuntun F1 menuju kepada kejuaraan kelas dua.

FOTA mengeluarkan pernyataan setelah menggelar pertemuan di London rabu lalu yang meminta adanya pembicaraan dengan FIA tentang regulasi F1 tahun 2010.

Bos tim BMW-Sauber Mario Theissen menyatakan penting sekali untuk tidak “menghancurkan” perpaduan antara tim-tim pabrikan dan tim-tim independen.

Apa yang membuat F1 begitu kuat adalah karena adanya tim yang mempunyai warisan besar, yang telah berpengalaman dalam kurun waktu yang lama dan untuk Ferrari sendiri telah mempunyai pengalaman selama 60 tahun, sebuah tim yang telah banyak berkontribusi pada apa yang saat ini kita rasakan, ungkapnya.

“Saya pikir perpaduan saat ini antara tim pabrikan dan tim independen merupakan sesuatu yang sehat. Kita harus berhati-hati, jangan sampai merusakkan hal ini” tambahnya lagi.

Thursday 7 May 2009

JK Boneka SBY? Atau Memang Sengaja Dilepas SBY?


JK Boneka SBY
Beberapa waktu lalu, gue ngobrol-ngobrol mengenai peta perpolitikan Indonesia saat ini…………………..cie……..dah kayak pengamat politik aja ya gue…….. waktu itu kasus Antasari Ashar belum mencuat, sehingga berita perpolitikan, baik mengenai koalisi-koalisi partai, ribut-ribut masalah DPT, pecahnya Golkar-Demokrat, dan ancaman pemboikotan pilpres oleh blok Teuku Umar.

Nah, kemudian saya mencoba menghubungkan peristiwa-peristiwa antara pemboikotan pilpres ini dengan pecahnya Golkar-Demokrat. Waktu itu ancaman dari blok Teuku Umar sungguh sangat mengancam tatanan kehidupan berdemokrasi kita dan juga mengancam jalannya rangkaian pemilu 2009 ini. Jika kemudian pada pilpres nanti hanya ada calon tunggal, apa kata dunia?

Pecahnya Golkar-Demokrat ini cukup mengejutkan kita semua. Selama ini kita kenal hubungan Demokrat-Golkar berlangsung cukup harmonis. Ada apa ini? Masyarakat kemudian menduga bahwa ini berkaitan dengan emohnya pak SBY kepada JK untuk menjadi pendampingnya selama lima tahun ke depan. Padahal selama ini seperti yang kita tahu, duet kinerja SBY-JK mendapatkan penilaian yang cukup positif dari masyarakat. Duet ini mampu bersinergi sedemikian rupa, dan ujung-ujungnya citra pak SBY naik. Hal itu ditandai dengan melejitnya suara democrat sebesar 200 persen. Luar biasa. Partai yang berusia kira-kira 7 tahun sudah mampu ngepretin Golkar, sang penguasa orde baru dan PDI-P yang notabene merupakan perwakilan kejayaan PNI di masa lalu.

Lalu kenapa SBY emoh dengan Kalla untuk kembali berduet? Bisa jadi ini merupakan strategi dari pak SBY, supaya JK lepas dan kemudian mencalonkan diri menjadi presiden. Dengan demikian peta persaingan kembali ramai. Ancaman pemboikotan yang dilancarkan oleh blok Teuku Umar dengan demikian menjadi tak berarti lagi. Toh, tak ada mereka sekalipun, Pilpres akan tetap berjalan. Kan ada JK yang akan menjadi “sparring partnerSBY di pilpres nanti………..

Dan terbuktilah kini……………JK akhirnya betul-betul nyapres, bergandengan dengan Wiranto, yang tadinya bersama-sama dengan blok Teuku Umar ikut mengancam memboikot Pilpres dan ikut-ikutan meributkan kekisruhan Pileg yang lalu. Tidak berhenti sampai di situ, Mega dan Prabowo pun ternyata juga kemudian nggak jadi memboikot…….malah mereka berdua sama-sama ngotot men-capres-kan diri………..strategi Pak SBY tampaknya memang berhasil kayaknya ya………………….


Wednesday 6 May 2009

Israel Akan Keluar Dari Wilayah Pendudukan Ghajar Untuk Mendukung PM Saniora


Israel Akan Keluar Dari Wilayah Pendudukan Ghajar Untuk Menduku
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pekan ini sepertinya akan mengumumkan rencana penarikan mundur dari utara desa Ghajar di perbatasan dengan Lebanon, demikian ungkap harian Israel, Haaretz.

Harian tersebut juga menambahkan bahwa narasumber seorang politikus senior di Jerusalem menyatakan bahwa Netanyahu ingin menjawab pertanyaan Amerika dalam masalah ini; rencana ini juga akan menjadi keinginan baik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Fouad Saniora menjelang pemilu parlemen Lebanon awal juni mendatang, ungkap narasumber tersebut.

Pemerintah AS (Washington) menyatakan penarikan mundur Israel dari Ghajar ataupun pernyataan kehendak baik menjelang pemilu Lebanon akan memperkuat desa moderat itu.

Ghajar dianeksasi oleh Israel pada tahun 1981 dan oleh karena itu menjadi subyek dari resolusi PBB 425 yang dikeluarkan pada tahun 1978 yang meminta penarikan mundur Israel dari wilayah yang diduduki di Lebanon.

Haaretz menyatakan, Netanyahu berharap akan mengeluarkan pernyataan mengenai masalah ini guna memperkuat kaum moderat Lebanon sebelum kunjungannya ke Washington, yang dijadwalkan pada 17 mei nanti.

Sumber dari dalam Israel sendiri menyatakan bahwa masalah Ghajar ini akan menjadi salah satu agenda prioritas Netanyahu, baik karena tekanan AS maupun karena pemilu Lebanon mendatang.

“Pemikiran untuk menawarkan sebuah maksud baik menjelang pemilu Lebanon adalah sebuah kenyataan, tapi perdebatan masih tetap berlangsung…………dan bagaimana yang terbaik untuk melakukan hal itu, sebuah keputusan akan dibuat minggu ini”, ungkap sebuah narasumber kepada Haaretz.

Israel ingin memastikan bahwa kesepakatan yang ditandatangani bersama dengan pemerintah Lebanon di bawah pengawasan PBB menandakan bahwa Hizbullah tidak ikut terlibat.

Tuesday 5 May 2009

Penyiksaan Terhadap Para Tahanan Di Guantanamo dan Abu Ghraib Ternyata Menjadi Bumerang Bagi AS.

Bagaimana Penyiksaan Dapat Membantu Musuh-Musuh AS Penggunaan metode penyiksaan oleh AS telah terbukti kontra produktif dan dapat menuntun kematian banyak prajurit AS seperti banyaknya rakyat sipil yang juga terbunuh pada peristiwa 9/11.

Alasan mengapa para pejuang asing bergabung dengan Al Qaeda lebih banyak karena adanya penyiksaan yang dilakukan di Guantanamo dan Abu Ghraib, bukannya karena ideologi Islam” begitu ungkap mayor Matthew Alexander, yang secara pribadi telah menuntun 300 interogasi para tahanan di Irak. Tim interogator yang dipimpin oleh mayor Matthew Alexander bertugas untuk memperoleh informasi yang menjadikan militer AS mampu untuk mengetahui keberadaan Abu Musab Al-Zarqawi, pemimpin Al Qaeda di Irak.

Mayor Matthew Alexander menyatakan bahwa penyiksaan para tahanan merupakan gabungan dari penghinaan terhadap moralitas dan pelecehan yang profesional. Seorang intelijen kelas atas dengan pengalaman sebagai investigator kriminal di tubuh militer AS, menyatakan bahwa penggunaan metode penyiksaan tidaklah efektif, bahkan kontraproduktif. “Orang tersebut akan berbicara sesedikit mungkin untuk menghentikan penyiksaan terhadap mereka,” ungkapnya. “Mungkin mereka akan mengatakan kepada anda lokasi rumah yang digunakan oleh para pejuang, akan tetapi hal tersebut merupakan suatu jebakan”.

Di buku yang berjudul “How To Break A Terrorist”, Mayor Matthew Alexander menjelaskan bahwa tahanan yang diancam penyiksaan biasanya akan berteriak, tidak mengatakan apapun, atau akan memberikan informasi yang sesat. Dalam sebuah wawancara, dia secara khusus menolak argumen “bom waktu” yang seringkali digunakan sebagai pembenaran akan sebuah penyiksaan terhadap para tahanan. Hal ini karena ada dugaan terdapat bom waktu yang akan diledakkan di jalanan yang mungkin akan membunuh banyak rakyat sipil. Pihak berwenang menahan orang yang mengetahui dimana bom tersebut berada dan haruskah mereka tidak menyiksa orang tersebut untuk mengetahui dimana keberadaan bom tersebut sebelum bom tersebut benar-benar akan meledak?

Mayor Matthew Alexander menyatakan bahwa ia menghadapi “bom waktu” tiap hari di Irak karena “kita menahan orang yang mengetahui bom bunuh diri yang akan terjadi”. Mengesampingkan argumen moral, ia mengatakan secara sederhana bahwa metode penyiksaan tidaklah berhasil. “hal itu semakin meneguhkan mereka. Mereka diam”. Ia menekankan bahwa FBI menggunakan metode normal untuk membangun kepercayaan bahkan ketika mereka menginvestigasi kasus penculikan dan kemudian waktu menjadi begitu penting.

Seorang prajurit karir, Mayor Matthew Alexander menghabiskan 14 tahun karirnya di angkatan udara AS. Ia mengawali karirnya dengan menerbangkan helikopter pada sebuah operasi khusus.

Tiba di Irak pada awal 2006, ia melihat bahwa tim dimana ia bertugas sangat berdedikasi, meskipun mereka masih muda, antara 18 sampai 24 tahun. “Banyak diantara mereka belum pernah ke luar AS sebelumnya”, ungkapnya lagi. “Ketika mereka menginterogasi seseorang seringkali hal tersebut merupakan perjumpaan mereka yang pertama kali dengan seorang muslim”. Sebagai tambahan kepada mereka yang masih kurang berpengalaman, Mayor Matthew Alexander menyatakan terdapat interogator yang menggunakan metode interogasi sebagaimana yang dipakai di Guantanamo. Metode tersebut, ungkapnya, berdasar pada penekanan “ketakutan dan kontrol” kepada para tahanan.

Ia menolak untuk mengambil bagian dalam penyiksaan tersebut, dan melarang tim yang ia pimpin menggunakan metode yang serupa. Alih-alih, katanya, ia lebih suka menggunakan teknik interogasi normal kepolisian AS yang “berdasarkan pada penguatan hubungan dan pada sebuah derajat kebohongan”. Ia menambahkan bahwa kebohongan tersebut seringkali berkaitan dengan hal-hal kecil seperti berbohong bahwa tahanan lain telah mengungkapkan semuanya. Sebelum ia mulai menginterogasi kelompok pejuang di Irak, ia mengatakan bahwa mereka mempunyai ideologi yang agung dan berkomitmen untuk membangun sebuah kekalifahan di Irak, ungkap Mayor Alexander. Dalam ratusan interogasi yang ia lakukan, begitu juga dengan lebih dari 1000 interogasi yang ia awasi, ia menemukan bahwa motif para pejuang asing serta pejuang local yang bergabung dengan Al Qaeda di Irak sangat berbeda dengan stereotip resmi mereka selama ini.

Alasan para pejuang asing datang ke Irak karena apa yang mereka dengar selama ini mengenai penyiksaan di Guantanamo dan Abu Ghraib. Penyiksaan inilah yang menjadi alasan mereka, dan bukannya karena fundamentalisme Islam, telah menyebabkan banyak para pejuang asing secara sukarela menjadi pelaku bom bunuh diri.

Untuk kaum Arab Sunni Irak yang bergabung dengan Al Qaeda, penyiksaan para tahanan tersebut memainkan sebuah peranan. Tapi lebih sering alasan perekrutan mereka karena politik daripada karena agama. Mereka mengangkat senjata karena kaum Arab syiah mengambil alih kekuasaan. De-baathification telah meminggirkan kaum sunni dan merebut pekerjaan mereka. Mereka menakutkan akan terjadinya pengambialihan oleh Iran. Di atas semua itu, Al Qaeda mampu untuk menyediakan persenjataan dan keuangan kepada para pejuang. Mayor Matthew Alexander menceritakan kembali bahwa komandan utama pasukan AS di Irak, Jenderal George Casey, mendatangi para tahanan di tempat Mayor Alexander bertugas. Jenderal George Casey kemudian bertanya apa yang menjadi motivasi para tahanan tersangka Al Qaeda. Kemudian Mayor Alexander menyatakan bahwa hal tersebut karena terdapat serangkaian motivasi yang cukup kompleks. Jenderal Casey tidak merespons. Apa yang menjadi temuan utamanya adalah banyak pejuang Sunni yang menjadi anggota, atau beraliansi dengan Al Qaeda karena keharusan. Mereka tidak memiliki ekstrimitas yang sama, kepercayaan Sunni puritan, ataupun kebencian kepada mayoritas Syiah. Ia mengatakan bahwa jenderal Casey mengelak soal temuannya, tapi ia senang ketika Jenderal David Petraeus menjadi komandan di Irak dan mulai memperhatikan motif para pejuang Sunni. “Ia menguliti kaum Sunni dari Al Qaeda” ungkapnya.

Setelah penugasannya di Irak, yang ia tinggalkan pada akhir 2006, Mayor Matthew Alexander mulai percaya bahwa perang terhadap penggunaa metode penyiksaan oleh AS lebih penting daripada perang di Irak itu sendiri. Ia melihat deklarasi presiden Obama yang menentang penggunaan metode penyiksaan sebagai “sebuah kemenangan bersejarah”, meskipun ia masih memberikan perhatian pada kurangnya akuntabilitas pada para pejabat senior. Berkaca pada interogasi yang ia lakukan, ia menyatakan bahwa ia selalu memonitor aksi yang ia lakukan dengan bertanya pada diri sendiri, “jika pihak musuh melakukan hal ini kepada salah seorang tentara saya, akankah saya mempertimbangkan mengenai sebuah penyiksaan? Pesannya secara keseluruhan adalah bahwa rakyat Amerika tidak boleh membuat pilihan antara penyiksaan dan teror.

Monday 4 May 2009

Israel Mencari Pahlawan Untuk Membom Iran


Israel Mencari Pahlawan Untuk Membom Iran
Ketika AS dan Israel melanjutkan permusuhannya terhadap Iran, Tel Aviv menyatakan harapannya untuk mengakhiri aktivitas nuklir Iran dengan melakukan “operasi yang heroik”.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Haaretz, menteri pertahanan Israel Ehud Barak membuat sebuah perbandingan antara program nuklir Iran dengan Irak pada masa kepemimpinan Saddam Hussein, seraya berharap ada sebuah akhir yang serupa terhadap program nuklir Iran.

Pada tahun 1981, Israel membom reaktor nuklir Irak buatan Prancis yang berada di dekat Ibukota Baghdad, dalam sebuah operasi yang kemudian tercatat sebagai serangan udara pertama terhadap reaktor nuklir.

Israel meyakini reaktor uranium Iran berkekuatan 70 megawatt dibangun untuk mengembangkan senjata nuklir guna menghancurkan Israel.

“Kita mengatakan bahwa kita tidak menghapus satu opsipun. Kita mempunyai sebuah kecenderungan akan harapan untuk sebuah operasi heroik yang akan mengakhiri segalanya, sebagaimana pengeboman reaktor nuklir Irak pada tahun 1981”, ungkap Ehud Barak yang menjelaskan mengenai sikap Israel terhadap perdebatan panjang mengenai aktivitas nuklir Iran.

Tetapi, petinggi Israel telah membuat garis antara “ancaman Irak” dan “ancaman Iran” dengan menggambarkan ancaman Iran lebih membahayakan.

Meskipun Israel kecewa terhadap upaya diplomatik Washington kepada Iran dan aktivitas nuklirnya, Ehud Barak mengakui bahwa Israel “tidak dalam posisi yang tepat untuk mengatakan apakah Amerika harus membangun dialog dengan Iran atau tidak”.

Tetapi, Ehud Barak membuat garis panduan kepada White House mengenai bagaimana cara melakukan pendekatan kepada Iran.

“Saya mengatakan kepada mereka bahwa negosiasi janganlah berlangsung lama dan harus mempunyai tenggat waktu, disertai dengan sangsi “lunak” seperti pembatasan transfer dana, seraya menyiapkan dasar untuk sangsi yang lebih keras yang melibatkan kewenangan untuk bertindak setelah itu. Ini telah dilakukan dalam kerjasama yang dalam dengan Rusia dan China”, ungkap Ehud Barak.

Seraya seruan Israel akan perang terhadap Iran sejauh ini mendapatkan penentangan keras di AS, sebuah laporan oleh RIA NOVOSTI mengungkapkan bahwa terdapat kemungkinan rencana baru oleh pemerintahan Obama terhadap masalah ini.

Menurut laporan tersebut, White House gagal untuk mengenakan sanksi kepada Tel Aviv jika mereka melakukan serangan secara unilateral kepada Iran.

Sunday 3 May 2009

Formula 1 “Bisa Tetap Survive Tanpa Ferrari”


Formula 1 “Bisa Tetap Survive Tanpa Ferrari”
Max Mosley, presiden badan motorsport dunia FIA, menyatakan bahwa F1 bisa tetap berlangsung tanpa Ferrari.

FIA telah mengumumkan akan membatasi anggaran tim-tim F1 sebesar 40 juta pounds yang dimulai sejak tahun 2010, suatu hal yang menurut presiden Ferrari Luca Di Montezemolo kemudian menyebutnya sebagai “ketidakadilan secara fundamental”.

Meskipun demikian, Mosley, yang telah menuntun langkah menuju penghematan anggaran biaya F1, menyatakan kalau Ferrari harus mentaati aturan baru tersebut atau dipersilahkan untuk keluar dari F1.

“Olahraga ini tetap bisa survive tanpa Ferrari” ungkapnya. “Hal itu akan sangat menyedihkan. Begitulah tim Italia tersebut”.

Pembatasan anggaran, yang akan diperkenalkan musim depan, akan memberikan kompensasi kepada tim yang menyetujuinya dengan memberikan kebebasan teknik yang lebih besar dan ujicoba tak terbatas di luar musim.

Tim yang pengeluarannya melebihi batas anggaran - yang tidak meliputi beberapa pengeluaran seperti gaji pembalap, denda, maupun pemasaran- tidak akan dikenai hukuman tertentu, tapi nasib mereka akan ditentukan oleh FIA tergantung dari tingkat pengeluaran mereka.

Ferrari telah mengancam akan melawan inisiatif tersebut, dengan menyatakan bahwa hal tersebut secara tidak adil akan menghukum mereka, tapi Mosley menyatakan kepada Financial Times bahwa aturan pembatasan anggaran “tidak akan berubah”.

Ia menambahkan: “saya berharap dan berpikir ketika sebuah tim melakukan protes kepada manajemen F1 dan berkata “saya akan melawan FIA, karena saya ingin menghabiskan 100 juta pounds lebih bayak dari yang FIA inginkan untuk dikeluarkan”, manajemen F1 kemudian akan bertanya balik, “kenapa anda tidak bisa membelanjakan 40 juta pounds, sementara tim lain bisa?”.

Tim-tim F1 independen seperti Brawn GP telah mendukung aturan tersebut, dengan pemimpin klasemen lomba saat ini, Jenson Button menyatakan pada BBC Sport kalau ia mendukung pembatasan anggaran sebagaimana yang dilontarkan Mosley.

“Untuk pabrikan dan tim besar, saya yakin mereka tidak menginginkan hal itu, tapi untuk tim seperti Brawn, kita membutuhkan hal tersebut untuk keberlangsungan di masa depan”, ungkap Button.

“Untuk kami, Williams, dan beberapa tim kecil lain, kami akan sangat senang dengan keputusan tersebut - hal itu akan menuju ke arah yang kami inginkan”.

Asosiasi tim-tim Formula Satu akan mendiskusikan proposal-proposal baru di London rabu esok.

Tim yang menginginkan untuk berkompetisi pada kejuaraan tahun depan harus memberitahukan kepada FIA antara tanggal 22 sampai 29 mei dan menyatakan apakah mereka menginginkan untuk berkompetisi dibawah aturan pembatasan biaya ini.

Arab Saudi Marah Atas Klaim AS


Arab Saudi Marah Atas Klaim AS
Arab Saudi dalam sebuah kemarahan yang teramat jarang terhadap sekutunya itu, telah meminta kepada AS untuk menarik kembali pengakuan bahwa Raja Abdullah telah bertemu dengan presiden Israel, Shimon Peres pada tahun 2008.

Seorang pejabat Arab Saudi yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa pengakuan sekretaris departemen luar negeri Amerika, William Burns, “sama sekali tidak benar dan dibuat-buat”.

Burns menyatakan pada pekan ini bahwa Raja Abdullah dan Presiden Shimon Peres telah bertemu pada konferensi lintas agama di New York November lalu. Sementara itu Arab Saudi dan Israel tidak mempunyai hubungan diplomatik.

Agensi berita pemerintah Arab Saudi- SPA- mengutip pernyataan pejabat tersebut yang menyatakan bahwa departemen luar negeri AS “telah menolak klaim tersebut dan memberikan klarifikasi alasan dibalik pernyataan yang tidak akan membantu hubungan hubungan kedua negara sahabat tersebut”.

Riyadh selalu menolak laporan media yang memberitakan pertemuan antara petinggi Arab Saudi dan Israel, dan menurut para analis, akan dapat menghancurkan kredibilitas Arab Saudi di dunia Arab.

Pada tahun 2002, Arab Saudi mengajukan inisiatif damai yang menawarkan kepada Israel pengakuan diplomatik secara penuh jika negara Yahudi tersebut mengembalikan wilayah-wilayah Arab yang mereka rebut pada tahun 1967.

Saturday 2 May 2009

AS Akan Memimpin Perlawanan Terhadap Perubahan Iklim


AS Akan Memimpin Perlawanan Terhadap Perubahan Iklim
Menlu AS, Hillary Clinton, menyatakan bahwa Washington “siap untuk memimpin” perlawanan dunia terhadap perubahan iklim dan tidak lagi meragukan urgensi maupun ukuran masalahnya.

Clinton diyakini sedang menyindir pemerintahan George W Bush, presiden AS sebelumnya, yang menghadapi banyak kritikan atas ketidakseriusannya dalam menanggapi ancaman perubahan iklim.

Selama era Bush, AS menolak meratifikasi Protokol Kyoto mengenai perubahan iklim, dengan menyebutnya sebagai ketidakadilan semenjak tidak ada permintaan yang sama kepada China dan India, dua negara yang pertumbuhan ekonominya begitu pesat.

Forum Ekonomi Utama Mengenai Energi dan Iklim dihadiri oleh negara-negara yang mempunyai andil sebesar 75 persen dari emisi dunia.

Tujuan dari forum tersebut seperti yang dinyatakan adalah untuk meletakkan kerangka dasar untuk sebuah kesepakatan internasional dalam menurunkan tingkat polusi yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Delegasi dari 175 negara akan berkumpul di Copenhagen pada bulan Desember untuk membuat kesepakatan baru menggantikan Protokol Kyoto, yang akan berakhir pada tahun 2012.

Protokol Kyoto, yang mewajibkan 37 negara mengurangi emisi sampai 5 persen hingga tahun 2012, tidak diratifikasi oleh AS.

Clinton menyatakan di depan forum bahwa AS telah bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa sebuah kesepakatan mengenai masalah ini akan dapat dicapai pada saat sekarang. Tapi ia juga menyindir bahwa negara seperti India dan China juga musti turut serta.

“Tentu saja, tiap ekonomi yang terwakili disini berbeda-beda. Dan beberapa, seperti kami, harus bertanggung jawab terhadap emisi di masa lalu, dan beberapa untuk pertumbuhan emisi yang sangat pesat saat ini” ujarnya.

“Tapi setiap orang mempunyai aspirasi yang sah atas standar hidup yang lebih tinggi. Kami hanya berharap kita dapat bekerjasama dalam suatu arah untuk menghindari kesalahan yang kita buat dan telah menghasilkan sejumlah besar masalah yang kita hadapi saat ini”.

Friday 1 May 2009

Israel Membela Aksi Militernya di Gaza


Israel Membela Aksi Militernya di Gaza

Investigasi internal Israel menyimpulkan bahwa aksi militer negaranya selama perang di Gaza sesuai dengan hukum internasional. Ketika melaporkan temuannya, pihak militer menolak tuduhan telah melakukan kejahatan perang dari kelompok HAM dan beberapa pejabat PBB.

Kelompok-kelompok tersebut telah mengkritisi aksi militer Israel selama penyerangan di Gaza yang berlangsung tiga minggu lamanya.

Pasukan Israel “memelihara sikap profesional dan moral yang tinggi ketika menghadapi musuh yang menginginkan teror terhadap rakyat sipil Israel”, ungkap Israeli Defence Forces (IDF), sebutan dari militer Israel.

Mereka menyatakan telah melakukan lima investigasi secara terpisah terhadap beberapa aksi militer mereka selama perang, termasuk serangan pada dan di dekat fasilitas internasional dan fasilitas PBB serta penggunaan fosfor putih di wilayah-wilayah padat penduduk. Fosfor putih adalah sebuah bahan kimia yang dapat menyebabkan sesuatu menjadi terbakar.

“Musuh telah memasang jebakan di rumah mereka dengan memasang bom, yang diledakkan dari dari sekolah yang berisikan anak-anak mereka serta menggunakan rakyat mereka sendiri sebagai tameng manusia serta secara sinis mencederai komitmen etis dan hukum IDF untuk menghindari korban sipil yang tak ikut terlibat”, demikian ujar militer Israel.

Pihak militer menyatakan investigasi yang mereka lakukan “menghasilkan laporan sejumlah kecil insiden dimana terjadi kesalahan intelijen dan operasional selama pertempuran tersebut”.

Mayor Jenderal Dan Harel, wakil kepala pasukan, menyatakan bahwa salah satu insiden ini adalah sebuah serangan di pemukiman di selatan kota Gaza, kawasan Zeitun, dimana 21 orang terbunuh.

“Insiden yang amat disayangkan ini tidak bisa dielakkan dan terjadi dalam semua situasi pertempuran”, demikian ujar pihak militer. Meski demikian, kelompok HAM menyerukan kembali sebuah penyelidikan independen.

Wartawan Al Jazeera Jacky Rowland yang melaporkan dari Jerusalem, menyatakan bahwa baik Israel dan kelompok HAM sama-sama mengkritisi investigasi internal militer Israel.

“Mereka menyatakan dua minggu yang lalu bahwa sangatlah tidak pantas pihak militer melakukan investigasi terhadap diri mereka sendiri,” ungkapnya.

“Pertanyaan lain adalah bagaimana temuan ini bisa diterima oleh masyarakat Israel………dan mereka secara keseluruhan telah dininabobokkan oleh laporan ini yang menggambarkan bahwa militer Israel adalah yang paling bermoral di seluruh dunia”.

Sekitar 1300 rakyat Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, terbunuh dalam penyerbuan 22 hari di jalur Gaza.

Sementara di pihak Israel, hanya 13 orang yang tewas, 10 diantaranya adalah militer.

Temuan investigasi ini dipublikasikan sesaat menjelang pertemuan antara Ehud Barak, menteri pertahanan Israel, dan kepala intelijen Mesir, Omar Suleiman di Tel Aviv.

Suleiman juga bertemu dengan Avigdor Lieberman, menteri luar negeri Israel, yang sebelumnya mengecam Presiden Mesir Hosni Mubarak karena tidak mengunjungi Israel.

Setelah itu Kantor kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa Lieberman “menyatakan penghormatan dan apresiasinya atas kepemimpinan Mesir serta penghormatan pribadinya untuk…….Mubarak dan….Suleiman”.

Dalam sambutannya terhadap kedatangan Suleiman di kantor Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel dan Mesir mempunyai kepentingan bersama, “dan yang terpenting ialah perdamaian”.

Kantor Perdana Menteri menyatakan bahwa Suleiman mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Mesir.