Wednesday 18 March 2009

Tuduhan Abdul Hadi Jamal hanya karena ingin menjatuhkan PKS

Abdul Hadi Djamal, mantan anggota komisi perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat dari PAN, yang juga baru saja dicopot sebagai calon anggota dewan dari Daerah Pemilihan I Sulawesi Selatan, karena tertangkap KPK karena kasus suap untuk memuluskan proyek dermaga dan bandara di wilayah timur, menyebut keterlibatan Rama Pratama, anggota dewan yang juga merupakan politisi muda dari PKS ikut terlibat dalam perkara tersebut. Selain Rama, nama Jhonny Allen Marbun dari Partai Demokrat, juga ikut diseret-seret dalam kasus tersebut. Tentu pernyataan dari Abdul Hadi tersebut harus kita apresiasi. Meski begitu, saya melihat ada tendensi lain dalam penyebutan nama Rama Pratama dan PKS. Dalam acara topik di Anteve, terlihat Abdul Hadi menyebut nama PKS dan Rama Pratama berulang-ulang. Sedangkan dia sendiri juga menyatakan bahwa semua fraksi terlibat. Tapi kenapa nama PKS dan Rama Pratama disebut berulang-ulang, sementara nama anggota dewan dari fraksi lain tidak ia sebutkan? Apalagi setelah wartawan menanyakan, apakah Rama Pratama ikut menerima uang, Abdul Hadi menyatakan tidak tahu. Ada apa ini?
Hal ini tentunya perlu kita cermati, apalagi pernyataan Abdul Hadi tersebut keluar di saat kampanye Pemilu Legislatif 2009. Penulis melihat, bahwa persaingan PKS dan PAN yang begitu tajam ikut melatarbelakangi pernyataan Abdul Hadi tersebut.
Seperti yang kita ketahui, bahwa PKS dan PAN memiliki basis dukungan yang sama dalam Pemilu, yaitu kaum muslim perkotaan. Untuk itulah kemudian kedua partai terlihat sengit dalam memperebutkan dukungan tersebut. Apalagi, kenyataan itu tampak pada Pemilu 2004 lalu dimana suara Muhammadiyah direbut oleh PKS karena kekecewaan kader Muhammadiyah kepada PAN yang tidak menunjukkan kinerja seperti yang mereka harapkan sebelumnya.
Akibat dari semua itu adalah PAN "dikepretin" oleh PKS, yang mana hasil pada Pemilu 2004 PAN berada di posisi ke 7, berada di belakang PKS yang berada di posisi ke 6. Nah, pada Pemilu kali ini pun pasar mereka sebetulnya masih sama, muslim perkotaan, sehingga pertarungan sengit di antara keduanya pun tak terelakkan lagi. Masih segar dalam ingatan, dimana Ketua Muhammadiyah, Din Syamsudin mengeluarkan edaran yang isinya mengatakan pelarangan segala aset yang dimiliki Muhammadiyah untuk aktivitas PKS. Ini tentu saja sangat mengejutkan, karena Din Syamsudin sebenarnya bukan orang lain untuk PKS. Sebelum menjadi ketua Muhammadiyah, Din kerap kali menghadiri acara-acara PKS. Bahkan penulis sempat berpikir kalau sebenarnya pilihan politik Din sebenarnya adalah PKS.
Tapi, sikap Din sepertinya berubah total semenjak PAN dikepretin oleh PKS pada Pemilu 2004 lalu. Apalagi, banyak kader Muhammadiyah yang menjadi kader PKS. Pun, dengan kader PAN, yang sering kecewa dengan PAN karena sering gontok-gontokan dalam tubuh sendiri beralih ke PKS yang sejuk.
Karena itu kita semua tahulah motif Abdul Hadi Djamal menyebut-nyebut nama Rama Pratama dan PKS berulang-ulang.





1 comment:

  1. untung aja abdul hadi jamal tidak menyebut rama sampai tiga kali seperti iklan penurunan BBM.LOL. kelihatnnya abdul hadi sudah stress berat.

    ReplyDelete