Thursday 7 May 2009

JK Boneka SBY? Atau Memang Sengaja Dilepas SBY?


JK Boneka SBY
Beberapa waktu lalu, gue ngobrol-ngobrol mengenai peta perpolitikan Indonesia saat ini…………………..cie……..dah kayak pengamat politik aja ya gue…….. waktu itu kasus Antasari Ashar belum mencuat, sehingga berita perpolitikan, baik mengenai koalisi-koalisi partai, ribut-ribut masalah DPT, pecahnya Golkar-Demokrat, dan ancaman pemboikotan pilpres oleh blok Teuku Umar.

Nah, kemudian saya mencoba menghubungkan peristiwa-peristiwa antara pemboikotan pilpres ini dengan pecahnya Golkar-Demokrat. Waktu itu ancaman dari blok Teuku Umar sungguh sangat mengancam tatanan kehidupan berdemokrasi kita dan juga mengancam jalannya rangkaian pemilu 2009 ini. Jika kemudian pada pilpres nanti hanya ada calon tunggal, apa kata dunia?

Pecahnya Golkar-Demokrat ini cukup mengejutkan kita semua. Selama ini kita kenal hubungan Demokrat-Golkar berlangsung cukup harmonis. Ada apa ini? Masyarakat kemudian menduga bahwa ini berkaitan dengan emohnya pak SBY kepada JK untuk menjadi pendampingnya selama lima tahun ke depan. Padahal selama ini seperti yang kita tahu, duet kinerja SBY-JK mendapatkan penilaian yang cukup positif dari masyarakat. Duet ini mampu bersinergi sedemikian rupa, dan ujung-ujungnya citra pak SBY naik. Hal itu ditandai dengan melejitnya suara democrat sebesar 200 persen. Luar biasa. Partai yang berusia kira-kira 7 tahun sudah mampu ngepretin Golkar, sang penguasa orde baru dan PDI-P yang notabene merupakan perwakilan kejayaan PNI di masa lalu.

Lalu kenapa SBY emoh dengan Kalla untuk kembali berduet? Bisa jadi ini merupakan strategi dari pak SBY, supaya JK lepas dan kemudian mencalonkan diri menjadi presiden. Dengan demikian peta persaingan kembali ramai. Ancaman pemboikotan yang dilancarkan oleh blok Teuku Umar dengan demikian menjadi tak berarti lagi. Toh, tak ada mereka sekalipun, Pilpres akan tetap berjalan. Kan ada JK yang akan menjadi “sparring partnerSBY di pilpres nanti………..

Dan terbuktilah kini……………JK akhirnya betul-betul nyapres, bergandengan dengan Wiranto, yang tadinya bersama-sama dengan blok Teuku Umar ikut mengancam memboikot Pilpres dan ikut-ikutan meributkan kekisruhan Pileg yang lalu. Tidak berhenti sampai di situ, Mega dan Prabowo pun ternyata juga kemudian nggak jadi memboikot…….malah mereka berdua sama-sama ngotot men-capres-kan diri………..strategi Pak SBY tampaknya memang berhasil kayaknya ya………………….


No comments:

Post a Comment