Saturday 2 May 2009

AS Akan Memimpin Perlawanan Terhadap Perubahan Iklim


AS Akan Memimpin Perlawanan Terhadap Perubahan Iklim
Menlu AS, Hillary Clinton, menyatakan bahwa Washington “siap untuk memimpin” perlawanan dunia terhadap perubahan iklim dan tidak lagi meragukan urgensi maupun ukuran masalahnya.

Clinton diyakini sedang menyindir pemerintahan George W Bush, presiden AS sebelumnya, yang menghadapi banyak kritikan atas ketidakseriusannya dalam menanggapi ancaman perubahan iklim.

Selama era Bush, AS menolak meratifikasi Protokol Kyoto mengenai perubahan iklim, dengan menyebutnya sebagai ketidakadilan semenjak tidak ada permintaan yang sama kepada China dan India, dua negara yang pertumbuhan ekonominya begitu pesat.

Forum Ekonomi Utama Mengenai Energi dan Iklim dihadiri oleh negara-negara yang mempunyai andil sebesar 75 persen dari emisi dunia.

Tujuan dari forum tersebut seperti yang dinyatakan adalah untuk meletakkan kerangka dasar untuk sebuah kesepakatan internasional dalam menurunkan tingkat polusi yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Delegasi dari 175 negara akan berkumpul di Copenhagen pada bulan Desember untuk membuat kesepakatan baru menggantikan Protokol Kyoto, yang akan berakhir pada tahun 2012.

Protokol Kyoto, yang mewajibkan 37 negara mengurangi emisi sampai 5 persen hingga tahun 2012, tidak diratifikasi oleh AS.

Clinton menyatakan di depan forum bahwa AS telah bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa sebuah kesepakatan mengenai masalah ini akan dapat dicapai pada saat sekarang. Tapi ia juga menyindir bahwa negara seperti India dan China juga musti turut serta.

“Tentu saja, tiap ekonomi yang terwakili disini berbeda-beda. Dan beberapa, seperti kami, harus bertanggung jawab terhadap emisi di masa lalu, dan beberapa untuk pertumbuhan emisi yang sangat pesat saat ini” ujarnya.

“Tapi setiap orang mempunyai aspirasi yang sah atas standar hidup yang lebih tinggi. Kami hanya berharap kita dapat bekerjasama dalam suatu arah untuk menghindari kesalahan yang kita buat dan telah menghasilkan sejumlah besar masalah yang kita hadapi saat ini”.

No comments:

Post a Comment